Lucu ??? ..ya tawa..
Tawa??... ada batasnya..
lantas bagaimana dengan orang orang tertawa terbahak-bahak karena sebuah lelucon yang ditampilkan di layar kaca ???
apakah itu dilarang???
kitakan punya hak untuk berbahagia, yaa salah satunya dengan tertawa...
oke saya katakan bahwa tertawa itu ada batasnya, karena Rasul kita (Nabi Muhammad SAW) menyatakan dalam sabdanya :
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لَا تُكْثِرُوا الضَّحِكَ فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحِكِ تُمِيتُ الْقَلْبَ
“Janganlah kalian banyak tertawa, karena banyak tertawa akan mematikan
hati.” (HR. At-Tirmizi no. 2227, Ibnu Majah no. 4183, dan dinyatakan
shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 7435)
lantas kita tidak boleh tertawa gitu??
emmhh.. kan dah dibilang, boleh saja tapi ada batasnya....fyuhh
bahakan Rasul pun tertawa dalam bentuk tersenyum..gag percaya?? nih :
Dari Aisyah isteri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwa dia berkata:
مَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
مُسْتَجْمِعًا ضَاحِكًا حَتَّى أَرَى مِنْهُ لَهَوَاتِهِ إِنَّمَا كَانَ
يَتَبَسَّمُ
“Saya tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam tertawa terbahak-bahak hingga kelihatan tenggorokan
beliau, beliau biasanya hanya tersenyum.” (HR. Al-Bukhari no. 6092 dan
Muslim no. 1497)
baik ada penjelasan sedikit seputar tertawa yang "berlebihan"..nih :
Penjelasan ringkas:
Sebaik-baik perkara adalah yang sederhana dan pertengahan. Tatkala
Islam mensyariatkan untuk banyak tersenyum, maka Islam juga melarang
untuk banyak tertawa, karena segala sesuatu yang kebanyakan dan
melampaui batas akan membuat hati menjadi mati. Sebagaimana banyak makan
dan banyak tidur bisa mematikan hati dan melemahkan tubuh, maka
demikian pula banyak tertawa bisa mematikan hati dan melemahkan tubuh.
Dan jika hati sudah mati maka hatinya tidak akan bisa terpengaruh dengan
peringatan Al-Qur`an dan tidak akan mau menerima nasehat, wal ‘iyadzu
billah.
dan ada yang harus diingat lagi bagi kaum muslim yaitu:
Karenanya tidaklah kita temui orang yang paling banyak tertawa kecuali
dia adalah orang yang paling jauh dari Al-Qur`an. Na'udzubilah min
dzalik..
*saya tulis bacaan ini tidak lain sebagai peringatan bagi
saya sendiri yang masih banyak salah dan perilaku yang "berlebihan", dan
saya tulis juga untuk saudara-saudara saya sesama muslim, dan juga para
pengemban dakwah lainnya..
#Istighfarselaluterucapdalamlisan
#doajadisenjatayangpalingtajam
*Ingatkan saya jika banyak salah dan tentunya banyak tawa
*saling mengingatkan ya
entah mengapa.,.
beberapa hari-hari terakhir sering sekali ditelinga ini
didengung-dengungkan perkara-perkara persiapan diri dalam menjunjung
masa depan bersama pendamping,
banyak juga diperlihatkan
tulisan-tulisan atau status-status (bukan statusisasi atau lainnya (Si
vickinisasi)) tapi memang benar-benar tulisan yang menyuruh, mengajak
untuk mempersiapkan diri..
bahkan banyak juga diperbincangkan
tentang tipe-tipe calon yang akan dijadikan sebagai pendamping, mulai
dari perkara fisik, bibit, bebet, bobot atau yang lainnya..
saya tidak tahu apa maksud semua ini???
apakah ini menandakan bahwa kita sudah tidak seharusnya berpikir seperti anak kecil, bertingkah seperti anak kecil atau....
ini lah pertanda bahwa kita telah dewasa yang siap menyongsong masa
depan, yang bukan lagi saatnya untuk selalu menengadahkan tangan untuk
biaya hidup dari orang tua.
atau inilah saat yang tetap atau momentum yang tepat untuk menjadi pribadi mandiri???
bingung???...memang dan memang harus bingung..
bingung???...ya musti dipikirkan...
kita memang baru masuk usia kepala dua, apakah harus langsung didengung-dengungkan dengan perkara seperti itu??
perkara persiapan diri, memantaskan diri.. itulah yang sudah seharusnya
kita pikirkan, mulai dari sekrang dan mulai dari diri kita sendiri..
6 tahun atau 7 tahun kedepan kita harus sudah semaksimal mungkin untuk
persiapan menuaikan salah satu sunnah Rasulullah s.a.w. inilah yang
menjadi tonggak pemikiran kita untuk ajang mempersiapkan diri..
bukan hal sepelh terkait perkara ini, semuanya dilibatkan, baik itu
perkara fisik (kesehatan), mental, finansial, dan lain-lain sehingga ini
lah yang menjadi pikiran kita untuk memantaskan dan mempersiapkan
diri..
inilah yang mungkin dimaksud oleh kawan-kawan saya terkait persiapan diri dalam jenjang menunaikan sunnah Rasul..
benar dalam suatu status pernah saya baca bahwasanya mendapatkan yang
pantas itu baik namun yang terpenting bahwa memantaskan diri itu lebih
Wajib hukumnya, tak perlu kita risaukan siapa yang akan jadi calon
pendamping kita tapi risaukan lah diri kita, seperti apa kita ini,
karena pendamping kita adalah cerminan dari diri kita. manakala kita
orang yang baik maka akan baiklah pula pendamping, manakala kita tidak
baik maka tidak baiklah pula pendamping kita.. KARENA jelas TUHAN kita
telah menyampaikannya dalam kita Al-Quran :
"Wanita-wanita
yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji
adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik
adalah untuk laki-laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah untuk
wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari
apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan
dan rezki yang mulia (surga)" (Q.S An-Nur : 26).
tak dapat kita mengelak, tak mampu kita melarikan diri karena inilah yang sesungguhnya..
Masa Depan anda ADA pada diri anda sendiri, Pribadi anda menentukan siapa anda, dan Pendamping anda adalah Cerminan anda..
terima kasih.
Wallahualam bissahawab..
semoga bermanfaat...
*lagi dan lagi tulisan ini saya buat sebgai peringatan bagi diri saya
yang masih jauh dari kesempurnaan dan msih butuh semngat dan ghirah dari
kawan-kawan terdekat