Senin, 29 September 2014

Peranan Masha And The Bear dalam Hidupku.. Loh apa tuh??






Pukul 06.00 matanya sudah terbelalak didepan layar televisi, dengan fasih jarinya memutar tombol 
remote yang dapat menghantarkan kepada channel stasiun televisi swasta, saat telah sampai pada 
channel tersebut, dengan tatapan matanya menghadap kepada bundanya dan dengan tegas bibir 
manisnya berucap “nda nda sya sya”. Zakia raisa putri begitu nama lengkapnya, cucu pertama dari 
garis keturunan keluarga jaya surip, dan juga merupakan keponakan pertamaku dari kakak kandung
pertamaku, “kiya “panggilan imut yang sering kami panggil, dan dapat kami pastikan wajahnya akan 
menoleh kearah orang yang memanggilnya. Bocah 1 tahun lebih ini sungguh mengidolakan tokoh 
masha dalam serial kartun anak-anak masha and the bear, saking senangnya ia dengan tokoh ini, 
waktu putar ditelevisi pun ia tahu kapan harus diputar. Pernah suatu waktu ketika aku dan ibuku 
sedang asyik ngobrol diruang tengah rumahnya, tiba tiba ia bangun dan dengan wajah polosnya ia
menghadap diperbincangan kami seraya berkata “ sya bis sya bis”, kebingungan begitu nampak
diwajahnya karena ia bangun lebih siang dari biasanya, dan seketika itu juga kami semua mengurai
gelak tawa melihat tingkah bocah satu tahun lebih ini.

Peranan film kartun masha ini begitu memberikan ku banyak pelajaran, bukan dari hikmah film yang ada pada film kartun tersebut, tapi lebih kepada bocah kecil yang menonton film itu, yaah kiya memberiku banyak perenungan tentang arti serius dan kasih sayang keluarga.
Lebih dari 40 hari aku tinggal bersama keluarga kakak pertamaku, keluargaa sederhana yang nantinya akan meranjak menjadi keluarga sejahtera (Aamiin), aku menumpang tempat beliau semata-mata untuk memperat tali persaudaraan kami karena lokasi tempat PL ku lebih dekat dengan rumah beliau, dan juga tentunya menghemat uang kontrakanku, 40 hari aku praktik lapang dan lebih dari 40 hari aku diberikan pelajaran hidup dikota besar kota palembang,

Aku masih ingat saat pertama kali aku tinggal dirumah kakak, kiya yang tidak mengenalku dan selalu menangis setiap kali melihat wajahku, entah apa salahku, entah apa yang salah dengan raut wajahku, padahal aku percaya diri bahwa aku juga merupakan salah satu pria tampan yang diturunkan Allah di bumi...hehehe,, tapi aku anggap sikap kiya kepadaku itu hanya awalan saja, aku yakin dia akan menjadi sahabat bagiku setelah beberapa hari, namun........

Setelah beberapa minggu, kiya tak kunjung mengenaliku lebih dalam, dia masih sedikit takut jika dekat denganku, ia berani dekat denganku dengan syarat harus berada didekat bundanya atau ayahnya, aku tetap sabar dan yakin bahwa ia akan jadi pelajaran bagiku,
Otakku tak pernah berhenti untuk berkreatif dalam menarik hatinya, berpikir keras layaknya jimmy neutron kucuba, (lampu menyala diatas kepalaku) saat itu aku punya ide bahwa aku harus memutar film masha di youtube melalui laptopku, dan hasilnya jelas, mudah sekali ia terpengaruh..hahaha (wajah sumringah)

Saat itu kuputar film masha di laptopku dan akupun mulai merayunya..
”kiya,,kiya,,kiya” keluar rayuan mautku supaya ia dapat melihatku,
Tapi apa balasannya, tak sedikitpun matanya menoleh kepadaku, kuulangi itu beberapa kali dan hasilnyapun sama saja, aku sempat menyerah dan saat itu tak ada wajah kasihannya kepadaku, aku pun mulai berpikir,,,(merenung) saat itu aku tertegun dan mengambil pelajaran, “yaa begitulah orang kalau sudah fokus tentang apa yang dijalaninya, ia akan menghiraukan apa saja yang dapat membuatnya terganggu”..segera aku beristighfar dan sekaligus berhamdalah, karena aku baru saja diberikan pelajaran hidup oleh Allah SWT. melalui seorang anak berusia satu tahu lebih.. 
                                                *****
“Assalamualaikum” salamku keberikan kepada penghuni kontrakan kakakku, aku baru pulang dari praktik lapang,. Begitu lelah dan letih badan dan pikiranku, langsung saja aku ke kamar mandi dan mandi membersihkan diri, setelah segar aku siap siap main laptop dan berharap kiya dapat menjumpaiku dan memintaku untuk memutar film masha and the bear,hehe  tapi ia tak kunjung keluar dari kamar bersama bundanya, tak lama dari situ terdengarlah suara motor yang tak asing lagi bagi telinga yang ada di kontrakan itu, yaa kakakku, ayah dari kiya baru pulang dari kerja, spontan kudengar suara melingking tinggi dari kamar..” yah, ayah, ayah”, jujur hatiku bergetar saat itu...aku dapat merasakan kasih sayang anak yang begitu tulus kepada ayahnya..dan lagi lagi aku diberi pelaajaran hidup berharga dari anak berusia satu tahun lebih, pelajaran kasih sayang kepada orangtua...

Serentak aku langsung berpikir pantesan kakakku seperti tidak pernah capek kalau pulang dari kerja, sangat berbeda dengan ku, yang sungguh bosan dan lelah dengan hanya praktik lapang..aku tahu rahasianya, beliau selalu diberi hadiah salam kehangatan penuh cinta kasih dari sang anak dan pelukan dan pelayanan super istimewa dari istri tersayang...sebuah keluarga harmoni dalam pandangan seorang mahasiswa yang sedang mencari jati diri dan pembenahan diri demi mencari yang terbaik bagi hidupnya dikemudian hari :) 

otak atik gambar masha
Narsis bersama boneka kesayangan



kesempatan berharga




Ampera Dulu yang Ku Puja. Ahh Masa Iya??




 
                                                     
            Pukul 17.30 masih didalam bus karyawan, lagi –lagi kulihat bangunan      menjulang tinggi disepanjang jalan menuju tempat parkir sepeda motor para karyawan perusahaan, namun ada yang terasa aneh dari pemandanganku, kutengok dengan penuh penghayatan sebuah bangungan yang fungsinya membantu melintasi sungai terpanjang yang ada dikota yang terkenal akan makanan khasnya yaitu pempek , ya kutahu namanya adalah jembatan ampera, jembatan yang mencirikan khas kota palembang,

Tak seperti biasanya, sore itu aku mencoba untuk tetap didekat jembatan khas itu, namun ia kini ku amati dari sebuah masjid tua yang terus menerus direnovasi sehingga tampaklah keindahan dan kemegahan yang ada pada masjid itu,ya masjid ini juga merupakan bangunan yang sangat aku kagumi, layaknya jembatan ampera, dua bangunan ini menjadi landmark kota pempek tersebut.

Sekilas aku coba mengingat apa yang dulu aku kagumkan terkait bangunan tersebut,

***beberapa tahun yang dulu

Disebuah rumah yang sederhana, dimana hampir semua orang yang ada dirumah itu bekerja sebagai pedagang, terjadilah perbincangan yang penuh dengan serat makna bagi yang merasakannya, seorang ibu yang sangat menyayangi buah hati terakhir berbicara,
“kik, besok nak melok mamak dak kepalembang??” tanya lembut seorang ibu
“biso jingok jembatan ampera dak mak??” penuh penasaran anaknya, karena selama ini anak tersebut hanya bisa melihat jembatan ampera dari tutup botol minuman berkarbonatasi sarsapalela dan kalender kalender pemberian toko kelontong.
“oh iyolah anakku, gek kito naek ketek biar biso jingok jembatan dari deket”, jawaban dengan maksud memberi kebahagiaan kepada sang buah hati.
“iyo mak, aku nak melok besok” jawab sang anak,
“tapi besok jangan nakal ye samo gek tempat dodoknyo mamak yang bangku kau”, sebuah persyaratan sebelum berangkat.
Dengan tegas sang anak menjawab “iyo mak”.
Sang anak pun sibuk mencari pakaian untuk berangkat besok, saking senangnya dia bangun lebih awal dari biasanya,
*berangkat ke palembang
Di tengah perjalanan, sang ibu sudah tahu bahwa anaknya punya fisik yang lemah, dengan prediksi yang tepat sang ibu sudah menyiapkan kantong plastik untuk anaknya yang muntah..
“mamak tuh lah tau nian kau tuh mudah mabok” cakap sang ibu,
Tapi  jawaban sang anak hanya lewat bahasa tubuh, yaitu dengan memeluk perut ibunya dengan wajah yang lesu. Namun dengan begitu sang ibu bisa merasakan kasih sayang anaknya melalui pelukan hangat.

***terbangun dari lamunan kesendirian,

Aku pun hanya bisa tersenyum melihat tingkah laku manjaku kepada ibu..
Dan kuingat kembali saat mau kembali dari palembang.

***melamun lagi

“mak, kita nak balek ye??, jadi naek ketek dak??” tanya sang anak
“iyo iyo”, jawab ibu
Namun itu lah jawaban yang sang anak ingat, karena setelah itu sang anak tertidur  dan terbangun saat sudah didalam bus menuju kota prabumulih, kota tercinta.
Sesaat setelah terbangun, sang anak pun berkata kepada ibu dengan wajah memelas “mak, gek kito ke palembang lagi kan??”, sang ibu hanya mengangguk dengan jarinya membersihkan air liur disamping pipi,

Sang anak pun menanamkan dalam hatinya bahwa suatu saat dia akan sesuka hati melihat dan melewati jembatan tersebut.

***terbangun dari lamunan dan dengan mata yang tegas dan bibir yang mingkem,
Yaa, saat ini anak tersebut sudah diberikan keberkahan dari Sang Pemberi Berkah, bahwa ia sudah bisa melihat dengan sesuka hatinya jembatan tersebut  dan melewati dengan semaunya.

Begitu patut kusyukuri nikmat yang Allah berikan ini, dan kuusahakan untuk selalu kusyukuri, kuusahakan setiap pulang dari praktik lapang, kusinggahi masjid yang tua namun megah ini, hanya untuk numpang bersujud memuji-Nya dengan segala kerendahan hati, tanpa kulupa untuk selalu menengok kearah jembatan yang dulunya menjadi primadonaku yang ku puja.
Labih dari 40 hari aku lihat dan jembatan Ampera dan Menumpang Sholat Ashar di Majid Agung Palembang.
(Q.S. Ar Rahman) => maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan??

Riki Agusetiawan
Sepenggal Kisah untuk mengingat jasa sang Ibu dalam memberi suntikan semangat dan keyakinan kepada anaknya.

  

Masjid Agung Palembang
Jembatan Ampera