|
Pukul 17.30 masih didalam bus karyawan, lagi –lagi
kulihat bangunan menjulang tinggi
disepanjang jalan menuju tempat parkir sepeda motor para karyawan perusahaan, namun ada yang terasa aneh
dari pemandanganku, kutengok dengan penuh penghayatan sebuah bangungan yang
fungsinya membantu melintasi sungai terpanjang yang ada dikota yang terkenal
akan makanan khasnya yaitu pempek , ya kutahu namanya adalah jembatan ampera,
jembatan yang mencirikan khas kota palembang,
Tak seperti biasanya,
sore itu aku mencoba untuk tetap didekat jembatan khas itu, namun ia kini ku amati
dari sebuah masjid tua yang terus menerus direnovasi sehingga tampaklah
keindahan dan kemegahan yang ada pada masjid itu,ya masjid ini juga merupakan
bangunan yang sangat aku kagumi, layaknya jembatan ampera, dua bangunan ini
menjadi landmark kota pempek tersebut.
Sekilas aku coba
mengingat apa yang dulu aku kagumkan terkait bangunan tersebut,
***beberapa tahun yang
dulu
Disebuah rumah yang
sederhana, dimana hampir semua orang yang ada dirumah itu bekerja sebagai
pedagang, terjadilah perbincangan yang penuh dengan serat makna bagi yang
merasakannya, seorang ibu yang sangat menyayangi buah hati terakhir berbicara,
“kik, besok nak melok
mamak dak kepalembang??” tanya lembut seorang ibu
“biso jingok jembatan
ampera dak mak??” penuh penasaran anaknya, karena selama ini anak tersebut
hanya bisa melihat jembatan ampera dari tutup botol minuman berkarbonatasi
sarsapalela dan kalender kalender pemberian toko kelontong.
“oh iyolah anakku, gek
kito naek ketek biar biso jingok jembatan dari deket”, jawaban dengan maksud
memberi kebahagiaan kepada sang buah hati.
“iyo mak, aku nak melok
besok” jawab sang anak,
“tapi besok jangan
nakal ye samo gek tempat dodoknyo mamak yang bangku kau”, sebuah persyaratan
sebelum berangkat.
Dengan tegas sang anak
menjawab “iyo mak”.
Sang anak pun sibuk mencari
pakaian untuk berangkat besok, saking senangnya dia bangun lebih awal dari
biasanya,
*berangkat ke palembang
Di tengah perjalanan,
sang ibu sudah tahu bahwa anaknya punya fisik yang lemah, dengan prediksi yang
tepat sang ibu sudah menyiapkan kantong plastik untuk anaknya yang muntah..
“mamak tuh lah tau nian
kau tuh mudah mabok” cakap sang ibu,
Tapi jawaban sang anak hanya lewat bahasa tubuh,
yaitu dengan memeluk perut ibunya dengan wajah yang lesu. Namun dengan begitu
sang ibu bisa merasakan kasih sayang anaknya melalui pelukan hangat.
***terbangun dari
lamunan kesendirian,
Aku pun hanya bisa
tersenyum melihat tingkah laku manjaku kepada ibu..
Dan kuingat kembali
saat mau kembali dari palembang.
***melamun lagi
“mak, kita nak balek
ye??, jadi naek ketek dak??” tanya sang anak
“iyo iyo”, jawab ibu
Namun itu lah jawaban
yang sang anak ingat, karena setelah itu sang anak tertidur dan terbangun saat sudah didalam bus menuju
kota prabumulih, kota tercinta.
Sesaat setelah
terbangun, sang anak pun berkata kepada ibu dengan wajah memelas “mak, gek kito
ke palembang lagi kan??”, sang ibu hanya mengangguk dengan jarinya membersihkan
air liur disamping pipi,
Sang anak pun
menanamkan dalam hatinya bahwa suatu saat dia akan sesuka hati melihat dan
melewati jembatan tersebut.
***terbangun dari
lamunan dan dengan mata yang tegas dan bibir yang mingkem,
Yaa, saat ini anak
tersebut sudah diberikan keberkahan dari Sang Pemberi Berkah, bahwa ia sudah
bisa melihat dengan sesuka hatinya jembatan tersebut dan melewati dengan semaunya.
Begitu patut kusyukuri
nikmat yang Allah berikan ini, dan kuusahakan untuk selalu kusyukuri,
kuusahakan setiap pulang dari praktik lapang, kusinggahi masjid yang tua namun
megah ini, hanya untuk numpang bersujud memuji-Nya dengan segala kerendahan
hati, tanpa kulupa untuk selalu menengok kearah jembatan yang dulunya menjadi
primadonaku yang ku puja.
Labih dari 40 hari aku
lihat dan jembatan Ampera dan Menumpang Sholat Ashar di Majid Agung Palembang.
(Q.S. Ar Rahman) =>
maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan??
Riki Agusetiawan
Sepenggal Kisah untuk
mengingat jasa sang Ibu dalam memberi suntikan semangat dan keyakinan kepada
anaknya.
Masjid Agung Palembang |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar